Sabtu, 02 Februari 2019

From Bioengineering to Software Engineering

Lulus dari perguruan tinggi adalah suatu hal yang berat bagiku. dilema selalu muncul, antara ingin mengaplikasikan keilmuan atau mencari tantangan baru. bagiku, mengaplikasikan keilmuan di perusahaan tampaknya akan membosankan, berdasarkan pengalaman pada saat aku kerja praktik dahulu. sesuai keilmuanku yaitu Bioengineering, kalau tidak berurusan dengan labolatorium, berarti aku berurusan dengan area produksi, seperti tanki separator, sentrifugator, bioreaktor dan juga sejenisnya. menurutku, hal yang membosankan saat berhadapan dengan pekerjaan labolatorium adalah melakukan sesuatu hal yang sama berulang-ulang di tiap harinya. mungkin memulai untuk pertama kalinya akan sangat menyenangkan dan kita akan berkata "wow keren", entah setelah beberapa lama aku lakukan, hal tersebut menjadi biasa saja dan membuat aku mengeluh "duh kok gini-gini ajah ya". beralih ke pekerjaan area produksi, bagiku instalasi proses produksi mungkin akan sangat menyenangkan karena disitu akan banyak hal baru yang dipelajari dan membuatku semakin mengerti teori yang selama ini aku pelajari. namun kenyataannya, hampir semua perusahaan sudah punya panduan baku terkait instalasi proses produksi, dan kita tidak perlu pusing untuk merancangnya lagi. dengan bekerja di area produksi, aku akan mendapatkan title process engineer, namun kenyataanya aku akan lebih bekerja sebagai excel engineer.

Ijazah sudah ditangan, saatnya aku sebar lamaran pekerjaan sebagai process engineer ataupun R&D diperusahaan makanan, obat-obatan, kimia dan lainnya. beberapa hari kemudian, panggilan tes bermunculan di emailku. namun aku masih ragu untuk hadir ke undangan tes tersebut. aku membayangkan sudah bekerja dan aku tidak menyukainya. bukannya aku tidak menyukai keilmuanku apalagi salah jurusan, tapi lingkungan pekerjaan yang kurang mendukung. Dan satu lagi, mungkin karena aku tipe yang kurang suka menunggu lama untuk mendapatkan result dari hasil penelitian kali ya, dan resultnya pun belum tentu berhasil dari setiap penelitian, padahal sudah menunggunya sekitar 3 bulan lamanya, lalu gagal, mau tidak mau harus mengulang lagi 3 bulan ke depan. greget juga jadinya. hehe

Selama itu juga aku selalu melakukan pencarian, pekerjaan apa yang cocok untukku. sempat terfikir untuk berbisnis, tapi orangtua sepertinya tidak akan merestui. hasil pencarianku terpilihlah startup company, khususnya yang bergerak di bidang IT. mereka menawarkan fleksibilitas working hours, dan sepertinya lingkungan pekerjaan akan menyenangkan. Dari situ akupun mulai tertarik untuk bergabung. Namun pertanyaan muncul kembali, "mau berkontribusi di bagian apa?". Berhubung IT company berhubungan erat dengan programming, aku berkesimpulan untuk berkontribusi di bagian tersebut. Sejak SMA aku sudah mengenal bahasa pemrograman, dan aku menggunakannya hanya untuk senang-senang semata, seperti membuat game. Dan di jurusan kuliahpun aku mendapat mata kuliah wajib 2 sks terkait pemrogramman, waktu itu bahasa yang digunakan adalah C++. Jadi aku tidak teralalu asing lagi dengan yang namanya bahasa pemrogramman. Terkadang juga bahasa pemrogramman memang dipakai di jurusanku untuk memodelkan suatu rancangan, biasanya bahasa yang digunakan adalah matlab. Ya jadi, aku yakin bahwa aku punya kapasitas dibidang pemrogramman juga donk.

Sebelum benar-benar terjun ke dunia yang berbeda ini, aku sempatkan untuk bilang dahulu kepada orang tuaku, lebih tepatnya meminta izin dahulu. Orang tuaku sudah mengeluarkan banyak uang untuk kuliahku, apa jadinya jika aku memutuskan untuk tidak berkarir di bidang yang sudah aku geluti selama 4 tahun lamanya ini. Sempat terfikir, kalau aku memutuskan untuk terjun ke dunia ini, orang tuaku akan tersinggung, karena mungkin mereka akan merasa pengorbanannya untuk kuliahku hanya sia-sia belaka, kalau akhirnya ilmu yang aku dapatkan tidak digunakan dalam berkarir. Tapi dengan bismillah, aku tetap mencoba berdiskusi dengannya.

Setelah berdiskusi dengan kedua orangtuaku, alhamdulillah mereka tidak keberatan dan tersinggung sama sekali dengan keputusanku. Mereka hanya berpesan, "kalau memang bisa terjun ke dunia itu, silahkan lakukan". Ridho kedua orang tua sudah kudapatkan, dan aku yakin Allah akan membukakan jalan yang lebar untukku ke depannya. Jika orang tuaku sudah ridho, apapun akan mereka support untukku, baik doa, moral, moril maupun finansial. Ini adalah modal awal aku memulai berkarir di ranah IT.

Tahap selanjutnya adalah bagaimana untuk memulainya?

Aku awali dengan membuat pesan email kepada dosenku selama aku mengambil matakuliah PTI (Pengantar Teknologi Informasi). Waktu itu aku niatnya ingin mengambil S2 di bidang informatic engineering, jadi pesan yang aku kirimkan terkait, bisa atau ga sih aku ambil S2 di bidang tersebut, walaupun background S1 tidak relatable. dan inilah jawaban beliau yang membuatku semakin yakin.





Aku yakin, tidak ada ilmu yang sia-sia, semua akan berguna pada waktunya. dan Aku juga yakin, kenapa Allah mentakdirkanku untuk bisa berkutat di dunia Bioengineer dan IT, mungkin keduanya akan match suatu saat nanti, atau ada rencana lainnya yang Allah sediakan untuku. keep positive thinking and do something.

0 komentar:

Posting Komentar